Hansaplast Healing Talk : Memahami Luka di Balik Mom-Shaming

Hai.. Apa kabar Moms? Semoga sehat selalu yaa..

Tak dapat dipungkiri, menjadi Ibu baru memiliki tantangan tersendiri, salah satunya adalah rentan menghadapi mom-shaming dari lingkungan sekitarnya, terutama kelarga.

Sadar atau tidak, sebenarnya sering banget lho kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Namun, masih banyak ibu yang menganggapnya sebagai hal yang wajar. Padahal mom-shaming bisa memberikan dampak yang luar biasa pada kesehatan mental seorang ibu.

Perilaku mom-shaming bisa berupa sindiran, komentar, dan kritik yang sifatnya negatif seperti proses pola asuh, cara merawat anak serta proses melahirkan melalui operasi caesar.

Padahal, luka yang dimiliki para ibu termasuk yang didapatkan dari operasi caesar merupakan sebuah sejarah perjalanan hidup karena #SetiapLukaPunyaCerita.


Nah, berbicara tentang mom-shaming, sore ini aku mengikuti webinar bersama Hanspaplast x Tentang Anak yang bertema “Hansaplast Healing Talk : Memahami Luka di Balik Mom-Shaming”. Dengan menghadirkan pembicara sebagai berikut :
  • Alanna Alia Hannantyas (Brand Manager Hansaplast)
  • dr. Nadia Wirantari, SpKK (Dermatovenereologist)
  • Grace Eugenia Sameve, M.A, M.Psi, Psikolog (Psikolog)
  • Conchita Caroline Rajasa (Mom Influencer)


Brand Manager Hansaplast, Alanna Alia Hannantyas mengatakan bahwa Hansaplast mengerti kalau bekas luka baik di area tubuh yang terbuka maupun tertutup seringkali membuat seseorang tidak nyaman sehingga mempengaruhi kepercayaan diri mereka. Menjawab akan kebutuhan tersebut, Hansaplast menghadirkan inovasi terbaru yaitu Hansaplast Plester Bekas Luka.

Hansaplast Plester Bekas Luka adalah plester transparan berperekat yang terbuat dari polyurethane, serta telah yang terbukti secara klinis membantu menyamarkan, mencerahkan dan menghaluskan tampilan bekas luka dalam 8 minggu pemakaian dimana hasil pertama dapat terlihat setelah 3-4 minggu pemakaian.

Hansaplast Plester Bekas Luka ini dirancang untuk membangun penghalang semi-oklusif yang meningkatkan hidrasi jaringan parut. Plester ini dapat meningkatkan suhu di jaringan parut, membantu mengaktifkan proses regenerasi kulit, dan mendukung pembentukan ulang bekas luka. Bekas luka menjadi lebih rata, lebih cerah dan lebih halus.


Setiap luka perlu dirawat dan membutuhkan kelembaban untuk mempercepat proses penyembuhannya. Dokter Spesialis Kulit, dr. Nadia Wirantari, SpKK menjelaskan bahwa penyembuhan luka merupakan proses yang alami, ada fase dan waktu yang dibutuhkan tubuh dari fase penghentian perdarahan, peradangan, kemudian tumbuh jaringan baru (jaringan granulasi), jaringan epitel baru, kemudian luka menjadi matur, dan terjadi proses re-modeling bekas luka (bisa sampai 1-2 tahun).

Dalam perawatan luka sendiri harus dijaga bersih dan lembap. Dibantu dengan nutrisi yang baik agar pemulihan cepat dan dapat menggunakan Plester bekas luka untuk memperbaiki tampilan bekasnya. Plester bekas luka yang digunakan harus sesuai peruntukannya dengan keadaan luka, menempel dengan baik, nyaman dipakai, dan tidak menyebabkan iritasi/alergi.

#SetiapLukaPunyaCerita


Bersamaan dengan peluncuran Hansaplast Plester Bekas Luka, Hansaplast mengadakan kampanye #SetiapLukaPunyaCerita untuk mengajak para wanita khususnya para ibu untuk membangun kasih sayang antara ibu dan support system-nya dengan menghilangkan stigma mengenai operasi caesar, yang seringkali berujung kepada mom-shaming.


Psikolog Grace Eugenia Sameve, M.A, M.Psi
menjelaskan bahwa Mom-shaming kerap terjadi karena adanya perbedaan pandangan terhadap cara asuh yang dianggap benar. Meskipun kerap terjadi secara online - di forum diskusi parenting contohnya - sebenarnya mom-shaming lebih rentan terjadi di lingkungan keluarga dan kerabat sendiri, interaksi umumnya lebih intens dan tak terhindari.

Mom-shaming tidak selalu hadir dalam bentuk komentar yang tidak menyenangkan, namun seringkali juga dari pertanyaan yang tidak sengaja telah menghakimi pilihan seorang ibu seperti mengapa tidak bisa bersalin secara alami? Padahal, seorang ibu baru justru sedang sangat membutuhkan dukungan dari support system mereka dalam menjalani fase baru kehidupannya.


Conchita Caroline Rajasa seorang Mom Influencer berbagi pengalaman, “Sayangnya, masih banyak stigma negatif mengenai proses persalinan caesar yang tidak jarang menjadi mom- shaming untuk para ibu. Padahal memiliki luka caesar bukanlah sesuatu yang memalukan atau membuat ibu tidak lagi cantik, melainkan sebuah suvenir bukti cinta ibu yang luar biasa untuk bertemu dengan buah hatinya. Meskipun aku tidak menyesali luka pasca operasi caesar-ku, bekas luka tetaplah membutuhkan perawatan. Untuk perawatan luka pasca operasi caesar, aku menggunakan Hansaplast Plester Bekas Luka yang telah terbukti dapat membantu menyamarkan dan menghaluskan bekas luka.”


Proses melahirkan secara caesar tidak mengurangi esensi sebagai ibu. Memiliki luka caesar merupakan bagian dari pengalaman yang sangat berharga bagi seorang ibu. Memilih operasi caesar bukanlah hal yang perlu dihakimi karena ibu punya pertimbangan atas kesehatan sendiri dan juga memikirkan kondisi keluarganya karena justru memikirkan keluarga ini adalah esensi seorang ibu yang sesungguhnya. 

"Kami berharap melalui kampanye edukasi #SetiapLukaPunyaCerita, Hansaplast bisa turut memudarkan stigma ibu yang melakukan operasi caesar bukanlah ibu yang seutuhnya. Kami ingin ‘luka’ para ibu sembuh secara fisik dan emosional, agar ia lekas kembali nyaman dengan dirinya sendiri dan menghargai setiap jejak perjalanan hidupnya,” Alanna mengakhiri.








### TERIMA KASIH ###

Tidak ada komentar

Posting Komentar