Mengenal Lebih Dekat Gandi Sulistiyanto - Duta Besar Republik Indonesia untuk Republik Korea

Kalau dengar kata Korea Selatan yang langsung kepikiran di kepala pasti drama atau film Korea, penampilan boyband dan girlband-nya, dan makanannya.

Saya termasuk yang suka K-Drama, K-Pop dan kulinernya. Untuk mengisi waktu luang atau sekedar me-time biasanya saya nonton K-Drama, entah itu mengulang drama lama favorit saya atau yang sedang on-going. Makanan Korea pun beberapa saya suka, seperti Kimchi, Kimbap, Ramyun, Tteokbokki, Jjangmyeon, Japchae, dll.

Setiap nonton drama dan filmnya aku suka banget sama keindahan Negeri Ginseng yang diperlihatkan di dalam scene-nya. Makanya enggak heran deh kalau Korea Selatan ini menjadi salah satu negara yang sangat dikenal oleh masyarakat Indonesia.

Berbicara tentang Korea Selatan belum lengkap kalo enggak ngomongin fenomena Korean Wave.

Yap, Korea Selatan merupakan negara yang berhasil dalam pelaksanaan diplomasi publiknya melalui budaya pop, yaitu fenomena Korean Wave.

Jadi memang Korea Selatan itu adalah salah satu negara di kawasan Asia Timur yang udah maju banget. Jadi penting bagi kita nih belajar banyak hal dari mereka.

Belajar tentang Korea bukan cuma untuk memahami cara mereka berpikir, tapi juga untuk memperkuat hubungan bilateral antara Indonesia dan Korea Selatan, agar bisa menempatkan posisi strategis Indonesia di kawasan Asia.


Nah, beberapa waktu lalu tepatnya tanggal 17 November 2021 lalu Bapak Presiden Jokowi melantik Dubes RI untuk negara-negara sahabat, salah satunya Duta Besar RI untuk Republik Korea yaitu His Excellency (H. E) Gandi Sulistiyanto atau akrab disapa Pak Sulis.

Profil Gandi Sulistiyanto - Duta Besar Republik Indonesia untuk Republik Korea


Setelah 3 dekade mengabdi di Grup Sinarmas, Gandi Sulistiyanto akhirnya melepas jabatan terakhirnya sebagai managing director untuk mengabdi kepada negara menjadi Duta Besar RI untuk Korea Selatan.

Lulus sebagai Sarjana Teknik di Universitas Diponegoro, Pak Sulis mencoba peruntungannya ke perusahaan otomotif Astra Internasional.

Pada 1992, Pak Sulis merapat ke Sinarmas sebagai CEO asuransi jiwa EkaLife dan mendirikan asuransi kerugian, LG Simas. Kemudian, pada 1999, Pak Sulis diberi tugas tambahan menjadi komisaris di BII yang kala itu masih di bawah naungan Sinarmas.


Tak lama berselang, pada 2000 Pak Sulis kemudian dipindah mengemban tugas di Sinarmas sebagai managing director dengan tugas utama melakukan restrukturisasi.

Setelah hampir 30 tahun berkarya, pada Juni lalu Presiden Joko Widodo mengusulkan Pak Sulis sebagai calon tunggal Duta Besar Indonesia nonkarier untuk Republik Korea yang berkedudukan di Seoul, Korea Selatan.

Program Kerja Gandi Sulistiyanto - Duta Besar Republik Indonesia untuk Republik Korea


Pak Sulis menyampaikan untuk 100 hari pertamanya sebagai Duta Besar nantinya akan langsung membaur dan berkenalan dengan personil KBRI, ITPC dan IIPC yang total berjumlah 82 orang. Mendalami dan memahami seluruh MoU seperti special strategic partnership, IK-CEPA, JCM, DIC, RCEP dan perjanjian lainnya, selain mengunjungi tokoh-tokoh diaspora dn WNI di Korea.

Selain itu, dirinya juga menyerahkan surat kepercayaan sebagai Dubes LBBP kepada pemerintah Korea, berkenalan langsung dengan menteri-menteri kabinet Presiden Moon Jae In, pimpinan dari anggota parlemen korea, Key Person Chaebol Pimpinan Nasional Research Council dan menggandeng Youtuber Indonesia lovers yang ada disana.

“Menjadi Dubes bagi saya adalah mengabdikan karya saya kepada pemerintah. Kedua legacy saya kepada keturunan saya, anak cucu saya dan ketiga juga legacy saya kepada keturunan saya, anak cucu saya. Dan Ketiga juga legacy saya kepada teman-teman atau junior saya di dunia usaha, profesional. Bahwa seseorang profesional juga bisa menjadi duta besar mewakili negara"

Gandi Sulistiyanto mempunyai keinginan agar UMKM Indonesia terintegrasi menjadi rantai pasok yang handal dan mumpuni pada ekosistem perusahaan-perusahaan besar yang masuk dan berinvestasi di Indonesia.

Demi mewujudkan hal seperti itu di Indonesia , Sulis telah berbicara dengan beberapa pemangku kepentingan termasuk diantaranya Chairman Hyundai. Menurutnya, mereka telah siap menerapkan program rantai pasok seperti ini untuk UMKM Indonesia.


Pelaksanaan program-programnya akan disampaikan pada industri tersebut sembari melakukan pendampingan dan supervisi pada UMKM. Hal Ini agar produk UMKM yang dihasilkan terjamin baik karena hal itu bagian daripada kualitas produk secara utuh.

“Bila sudah terlaksana nanti pastinya akan mengangkat kualitas jasa dan produksi dari UMKM Indonesia. Saat itu Pemerintah Indonesia bisa tinggal memonitor saja,” tukas dia.

Pak Sulis menyebut salah satu kunci keberhasilan yang tak terpisahkan untuk menjadikan UMKM sebagai rantai pasok industri adalah pendidikan vokasi. Hal ini karena produk yang dihasilkan untuk mendukung rantai pasok adalah teknologi baru sehingga perlu SDM yang mumpuni.

Sebagai Dubes, ia akan menjadikan program vokasi sebagai salah satu program kerja utama dari sisi investasi sekaligus ilmu pengetahuan dan teknologi. Ia juga mengusulkan kepada Chairman Hyundai agar pihaknya membentuk Politeknik Vokasi dan lembaga setara SMK di Indonesia yang disambut baik oleh produsen mobil Korea tersebut.

Pak Sulis akan bekerja keras agar kerjasama Indonesia - Korea bisa diperkuat dengan membawa investor sebanyak-banyaknya. Melalui Indonesia Investment Authority (INA), investasi bisa masuk ke infrastruktur, begitu juga dengan investor lain di alat kesehatan dan obat-obat agar Indonesia tidak tergantung dengan impor.

Dia berharap neraca perdagangan Indonesia nantinya setidaknya bisa lebih seimbang. Agar tidak hanya produk impor dari Korea saja yang masuk, sementara ekspor Indonesia ke sana masih terbatas. “Salah satu tugas Dubes memang membuat trade balance itu positif buat Indonesia,” katanya

Selamat bertugas, His Excellency Gandi Sulistiyanto.

Tidak ada komentar

Posting Komentar