Hari Kamis lalu Tanggal 10 Desember 2020, saya mengikuti IG Live yang dilaksanakan oleh buumiplayscape bersama narasumber DR. dr. Ariani Dewi Widodo, Sp.A (K) selaku dokter spesialis anak, ahli gastro hepatologi. Membahas tuntas tentang “Kenali Jenis Protein Susu dan Manfaatnya Untuk Anak”.
Ketika anak mulai
MPASI dan menginjak usia 1 tahun, anak rentan mengalami gangguan pencernaan
ringan misalnya diare, sembelit, mual dan muntah. Itu dikarenakan saluran cerna
pada anak belum berkembang dengan sempurna. Jika anak mengalami gangguan
perncernaan, makan penyerapan nutrisi nya tidak optimal sesuai dengan
kebutuhannya dan itu akan sengat mengganggu proses perkembangannya.
Pentingnya peran perncernaan terhadap perkembangan anak.
Fungsi perncernaan
adalah membuat makanan yang masuk dalam bentuk utuh kemudian menjadi
molekul-molekul kecil yang dapat diserap dan bisa digunakan oleh tubuh. Lalu nutrisi
yang diserap akan menjadi pondasi penting dalam perkembangan sel, sintesis, metabolisme,
enzim-enzim terutama untuk yang berperan dalam fungsi utama dalam tubuh dan
enzim di otak.
Pencernaan yang
baik pasti mendukung supaya nutrisi bisa terserap dengan baik dan bermanfaat
untuk perkembangan dan pertumbuhan anak yang optimal.
Bagaimana gangguan pencernaan bisa memperngaruhi kemampuan belajar anak?
Selain nutrisi
yang tidak terserap baik, ada penilitian yang membuktikan bahwa ada hubungan
erat antara otak dan saluran cerna. Hubugannya itu dua arah.
Jadi, otak mempengaruhi
saluran pencernaan. Misalnya, ketika stress, maka kita akan mengalami sakit
perut. Nah, begitu juga dengan saluran cerna bisa mempengaruhi otak. Melalui beberapa
zat-zat kimia yang disebut brain axis. Brain Axis adalah sistem komunikasi atau
koneksi antara sistem pencernaan dengan otak kita. Koneksi terdiri dari
saraf-saraf, hormon, dan sistem imun yang menhubungkan sistem percernaan dan
otak.
Jika anak
mengalami gangguan pencernaan, otomatis secara umu akan mengalami gangguan
pertumbuhan, resiko perkembangan dan juga proses belajar akan terganggu. Karna bisa
memperngaruhi mood dan anak akan sulit untuk berkonsentrasi.
Yang harus
diperhatikan jika anak mengalami gangguan pencernaan selama masa pertumbuhan,
hanya pastikan nutrisi yang diberikan itu cukup dan saluran cerna nya yang
sehat.
Nutrisi apa saja yang diberikan pada anak?
Tubuh
membutuhkan makronutrien dan mikronutrien yang didapat dari makanan dan berperan
penting dalam pemenuhan nutrisi tubuh.
Makronutrien
Makronutrien
terdiri dari karbohidrat, lemak, dan protein. Disebut makronutrien karena tubuh
memerlukan zat gizi ini dalam jumlah yang banyak dan berperan penting dalam
menyediakan energi bagi tubuh untuk metabolisme, pertumbuhan, serta berfungsi
sebagai bahan bakar atau sumber energi bagi otak, jantung, dan otot untuk
menjalankan aktivitasnya.
Mikronutrien
Disebut
mikronutrien karena tubuh hanya memerlukannya dalam jumlah yang kecil. Namun
jika kekurangan mikronutrien dapat mengganggu tumbuh kembang serta kesehatan
tubuh.
Mikronutrien hanya
bisa didapat melalui makanan. Terdiri dari vitamin dan mineral, yang banyak
terdapat pada sayur-sayuran dan buah-buahan.
Beberapa contoh
vitamin dan mineral yang penting bagi kesehatan tubuh adalah vitamin A, B, C,
D, E, serta mineral zinc, zat besi, iodium, kalsium, dan magnesium, omega 3 dan
6.
Untuk anak 1-3 tahun, susu menjadi pilihan untuk memenuhi kebutuhan asupan nutrisi pada anak.
Susu mengandung
karbohidrat, lemak, protein, kalsium dan zat-zat mikronutrien yang lain. Susu perlu
dikonsumsi dengan jumlah yang cukup hanya sebagai pendamping makanan.
Di dalam susu, ada Protein Whey dan Protein Kasein dalam Susu, Apa Perbedaan Keduanya?
Protein adalah
salah satu zat yang sangat penting untuk pertumbuhan anak. 20% dari seluruh
protein di susu adalah Whey. Dan 80% nya adalah Kasein. Lalu Kasein terbagi
lagi menjadi beta-kasein. Beta-kasein mengandung asam amino esensial yang tidak
diproduksi secara alami oleh tubuh. Protein ini sangat diperlukan oleh tubuh
untuk pertumbuhan massa otot, membantu memperkuat sistem kekebalan tubuh, dan
mempercepat perkembangan sistem pencernaan.
Perbedaan Alergi Susu Sapi dan Intoleransi Laktosa
Meskipun
gejalanya hampir sama, alergi susu sapi
dan intoleransi laktosa memiliki penyebab yang berbeda.
Alergi
disebabkan oleh reaksi abnormal dari sistem imun tubuh ketika kontak dengan zat
alergen. Cara penanggulangannya dilakukan dengan melakukan diet ketat pada
produk susu. Hampir seluruh makanan yang mengandung protein susu sapi harus
dihindari.
Intoleransi
laktosa disebabkan oleh tubuh yang kekurangan enzim laktosa. Kekurangan enzim
laktosa mengakitbatkan tubuh tidak mampu untuk mencerna kandungan gula pada
susu (laktosa). Kontak bakteri pada usus dengan laktosa yang tidak berhasil
dicerna tubuh berdampak pada produksi gas dalam jumlah besar. Hal ini
meyebabkan gejala penyakit seperti nyeri perut, kembung, dan diare. Tidak
seperti alergi susu sapi yang menimbulkan banyak gejala pada tubuh intoleransi
laktosa hanya menimbulkan gejala pada saluran pencernaan.
Perbedaan Susu Sapi A1 dan A2
Susu sapi biasa
kandungan protein utamanya adalah beta-kasein A1 dan A2. Umumnya, susu sapi
biasa mengandung dua protein tersebut. Sedangkan susu dari sapi A2 hanya
mengandung beta-kasein A2 dan dihasilkan dari sapi perah khusus.
Beta-kasein A1,
merupakan salah satu jenis protein utama dalam susu sapi yang sering dikaitkan
dengan munculnya gejala gangguan pencernaan terkait susu sapi, seperti alergi
susu sapi, sakit perut, mual, kembung, serta diare.
Beta-kasein A2
yang saat ini sedang banyak diteleliti dan diyakini tidak menyebabkan gangguan
pencernaan, terutama bagi mereka yang memiliki alergi terhadap susu sapi.
Selain itu, susu dari sapi A2 lebih mudah diserap oleh sistem pencernaan karena
hanya mengandung protein A2 saja.
Emang beda sih dari segi rasa susu A2 enak lebih enak dari susu sapi biasa. Aku juga baru tahu manfaatnya setelah menonton live IG kemarin mbak. Proteinnya lebih baik ketimbang sapi perah biasa ya.
BalasHapus